(klik disini untuk membaca “Warta Jemaat 2019: Part II”)
Kegiatan SOuL (Kuartal ke-2, 2019)
Dalam kuartal 2 tahun 2019 ini, SOuL mengadakan dua kali pertemuan yang dibawakan oleh Sdr. Riggruben.
Pertemuan pertama 29.06.19: Silent Killer (Luk. 12:22-34)
Pada pertemuan kali ini, teman-teman muda-mudi diajak terlebih dahulu berdiskusi tentang kekhawatiran mereka masing-masing. Setelah sesi diskusi ini, Sdr. Riggruben mengingatkan kita bahwa hal kekhawatiran merupakan masalah mendasar manusia, tanpa terkecuali orang kristen. Tidak sedikit orang berusaha mencari jalan keluar, melalui asuransi, mencari kesenangan sesaat atau bahkan bunuh diri ketika masalah tidak terselesaikan. Bahkan sejak dahulu kala masalah ini juga sudah ada, Yesus pun juga mengingatkan kita untuk tidak khawatir, mengapa kita tidak boleh khawatir? Hal pertama, karena Allah setia memelihara, seperti halnya perumpamaan burung gagak yang diberi makan, bunga bakung dan rumput di ladang yang didandani, Yesus mengingatkan kita, bahwa setiap anak Allah tidak akan berkekurangan dalam hal kehidupan mendasar. Hal kedua, karena fokus hati kita hanya kepada Allah. Di dalam nas dikatakan, orang kristen carilah dahulu kerajaan Allah, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu. Pada dasarnya Allah telah menyelesaikan masalah terbesar manusia, yaitu dosa, melalui salib Kristus. Untuk itu janganlah kita khawatir akan dunia ini yang terus berubah, melainkan teruslah percaya kepada Allah yang tidak berubah itu.
Pertemuan kedua 23.07.19: Babel 4.0 (Kej. 11:3-4)
Pada pertemuan kali ini, teman-teman muda-mudi melakukan sebuah kegiatan berupa Instagram Competition, dimana mereka membuat dua foto dengan kategori yang berbeda, yaitu “What would Jesus post?” dan “techNOworship” . Setelah sesi tersebut, pembahasannya dilanjutkan dalam konsep yang berbeda yaitu “Talkshow”, dimana narasumbernya adalah Sdr. Riggruben dan Sdr. Max Widjaja (majelis FeG Immanuel Berlin) . Dalam “Talkshow” ini kita diajak bersama untuk mendefinisikan makna teknologi itu sendiri, bahkan teknologi yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, yaitu di kejadian menara Babel. Melalui teknologi pembakaran batu bata dan pendayaan tergala-gala sebagai tanah liat, untuk membangan menara tinggi dan manusia ingin meninggikan namanya. Mereka ingin menjadi tuhan atas diri mereka sendiri dan bersatu supaya tidak terpencar. Demikian hal nya saat ini, sayangnya dalam perkembangannya, teknologi memiliki kecenderungan akan narasi bahwa “manusia adalah segalanya”. Sehingga hal inilah yang menjadi tantangan orang kristen saat ini. Dalam pertemuan kali ini, kita bersama-sama belajar untuk “detox technology” (puasa teknologi) dan juga memakai teknologi yang paling utama untuk kemajuan Injil, mengelola dan memelihara bumi yang dipercayakan Tuhan dan membangun atau meningkatkan kesejahteraan sosial, dimana hal tersebut mendatangkan shalom untuk semua.