Puji Syukur kepada Tuhan Yesus, dimana Sdri. Arlina mempunyai kesempatan untuk membagikan, apa yang telah dipelajari selama studi di Trinity Theological College (TTC), Singapura. Pada kesempatan ini Sdri. Arlina membawakannya dengan format webminar (seminar secara online) untuk jemaat FeG Immanuel Berlin pada hari Sabtu, 25 Juli 2020. Meskipun di tengah kondisi wabah pandemi COVID-19 dan dipisahkan oleh jarak maupun zona waktu, webminar tersebut dapat diselenggarakan dengan menggunakan ZOOM.
Kesaksian Sdri. Arlina dapat dibaca di link ini: Kesaksian Sdri. Arlina
Pada kesempatan ini Sdri. Arlina membawakan seminar yang bertemakan: “Jonah: Story or History?”. Tujuan dari dibawakannya seminar tersebut untuk kita dapat bersama-sama belajar dan melihat kemungkinan, bahwa Kitab Yunus adalah sebuah narasi cerita ataukah sebuah sejarah. Dari pembelajaran tersebut dapat ditarik sebuah pandangan, bahwa ada dua kelompok teolog, yang satu berpendapat Kitab tersebut sebagai narasi cerita, dan yang satunya berpendapat sebagai sebuah sejarah.
Para kelompok teolog yang melihatnya sebagai sejarah berpendapat, bahwa Kitab Yunus bukan sebuah narasi cerita fiksi, karena Yunus adalah seorang Nabi (2. Raj. 14:25), dan perbandingan dengan beberapa fakta-fakta sejarah. Namun disisi kelompok teolog yang melihatnya sebagai narasi cerita, memperdebatkan keakuratan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kisah yang dituliskan di kitab Yunus, berdasarkan fakta-fakta sejarah, literatur maupun geografi yang ada.
Tetapi hal yang terpenting dari pembelajaran dalam seminar kali ini, bukan untuk menilai apakah Kitab Yunus sebuah narasi cerita ataukah sejarah. Melainkan pesan teologi yang disampaikan, karena di dalam Kitab tersebut dapat dipahami tentang hal-hal yang bertemakan: kasih Allah yang besar, kedaulatan Allah atas alam, kehendak Allah untuk menyelamatkan semua bangsa, perlu adanya pertobatan, dan jaminan bahwa Allah akan mengampuni jika kita bertobat. Berdasarkan tema-tema tersebut sangat jelas dapat dilihat, bahwa sudut pandang teologinya sangat ditekankan. Sehingga pada akhirnya bisa diambil sebuah kesimpulan, bahwa pesan teologi yang disampaikan jauh lebih penting daripada keakuratan sejarah itu sendiri. Juga pada akhirnya, apakah Kitab Yunus merupakan sebuah narasi cerita ataukah sejarah, kita tetap dapat sama-sama belajar dari Kitab tersebut untuk semakin mengenal Allah dari Firman-NYA.
Klik disini untuk kembali ke halaman Warta Jemaat 2020: Part III