Tidak pernah terpikir oleh pasangan ini dan mungkin calon pasangan pengantin lainnya untuk melangsungkan pernikahan secara virtual. Selayaknya sepasang calon pengantin pada umumnya, Sdr. Stefan dan Sdri. Yarra telah merencanakan pernikahan mereka sejak awal tahun 2019 dengan matang dan juga hampir rampung untuk dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2020 di Jerman.
Namun karena kasus infeksi COVID-19 yang telah menjadi pandemi global, rencana pernikahan mereka pun harus banyak yang berubah. Seluruh tamu undangan mereka dan juga kedua orang tua mereka yang berada di luar negara Jerman bahkan tidak dapat menghadiri acara pernikahan mereka secara langsung.
Berdasarkan pemberlakukan protokol kesehatan COVID-19 pada saat itu, hanya 20 orang saja yang diperbolehkan untuk menghadiri Kebaktian Pemberkatan dan Peneguhan pernikahan mereka di gedung gereja. Tentunya hal tersebut tidak mengurangi momen sakral dan momen haru dari pernikahan tersebut. Bahkan karena diselenggarakan secara virtual, pernikahan mereka dapat disaksikan oleh lebih dari 130 kerabat juga yang tersebar mancanegara di empat benua.
Hal yang terpenting adalah kami banyak belajar untuk “let Jesus take the wheel”. Dari yang awalnya rencananya seperti apa, akhirnya jadi seperti apa. Tapi rencana yang berubah itu ujung-ujungnya lebih baik dan indah daripada apa yang kami rencanakan sebelumnya. Memang tidak mudah saat menjalani prosesnya, benar-benar harus “blind vertrauen” pada Tuhan karena tiap minggu peraturannya terus berubah, jadi kami benar-benar trust His heart saja. Kami juga bersyukur untuk komunitas yang Tuhan berikan, karena pernikahan kami tidak akan terlaksana kalau bukan karena saudara-saudari seiman yang terus mendukung kami dan siap untuk menjalani semuanya. Tidak cuma mendukung secara logistik tapi Immanuel juga yang membimbing kami sebagai pasangan yang dari awalnya berteman, masa pacaran, bimbingan pranikah, dll. First kiss on the lips kami itu jadinya pas pemberkatan nikah juga lho, makanya sangat singkat. Karena kami hidup di komunitas yang mendukung kami untuk menjadi pasangan yang lebih baik dan menjaga kekudusan sampai pernikahan. Kami juga belajar kalau pernikahan itu bukan sekedar adanya dekorasi yang indah seperti di Pinterest atau pemotongan kue pengantin sembilan tingkat ataupun memakai gaun yang panjangnya tiga meter, tetapi mengenai dua anak Tuhan dipersatukan di hadapan Allah dan jemaatnya. Jadi kami benar-benar “terpaksa” dan belajar untuk fokus dengan yang esensial.”
Kesaksian dari Sdri. Yarra & Sdr. Stefan
Seluruh jemaat FeG Immanuel Berlin tentunya turut berbahagia. Kepada SunarYarra, “Selamat memasuki lembaran baru di kehidupan kalian dan kiranya Tuhan Yesus yang selalu menjadi nahkoda dalam kehidupan rumah tangga kalian berdua.”